skip to Main Content
Puisi Mengenal Lewat Air Matamu

Puisi Mengenal Lewat Air Matamu

 

Aku mengenalmu lewat air matamu yg basahi bumi
Kulihat ada kerapuhan dan kelembutan hati
di balik anggun dan manisnya senyum lesung pipi
Di saat itulah kau masuk ke pikiranku tanpa permisi
Terus berputar seakan memaksaku tuk membasuh pedih tak terobati

Aku tak menilai sosokmu dari paras dan tubuh ringan atau berat
Entah kau jadi gendut pun, bukan masalah buatku tuk melekat
Ada sesuatu darimu yg membuatku terasa seperti tertarik semakin dekat
Namun entah apa itu, akupun tak mengerti gejolak apa yang merambat
Tanganku mencoba keluar, tapi tanganmu seperti kembali menariknya kuat

Ku selalu temanimu lewat ketikan imaji prosa dan puisi
Kaupun terbawa mesra dalam sempatmu membuat sastra cerita
Bahkan setiap malam kita berboncengan memutari kota mencari tujuan tak pasti
Yang selalu di bawa angin dan rembulan dalam peluk mesra cakrawala

Hingga kita selalu terhenti duduk berdua di kedai kopi
Seperti malam yang telah terlewati, kita berbagi cerita soal hati
Namun entah mengapa dikala itu bibirku selalu terkunci
Saat curhatmu hadap tetes air mata pelik di pipi

Dan Aku hanya mampu memandangmu terpaku dari sudut sunyi
Membiarkanmu bersama waktu larut dalam lara hati
Dan akupun rela menjadi gula yang terlarut dalam kopi
Entah sampai kapan kau pendam sedihmu di hati dan sendiri
Dalam lensa kamera ponselku, kau pun tampak buram di balik tangis misteri

Menangislah untuk malam ini sampai air matamu habis
Dan bangunlah esok pagi tanpa air jatuh di bawah pelipis
Itu ucapku hanya dalam hati, karena bibir ini masih terkunci sanubari
Aku pun hanya mampu bernyanyi dan merangkai kata dalam jemari menari

Takkan sesalku mengenalmu di dunia fana ini
Walau hanya sesaat kau hadir dalam setiap mimpi
Kau tetap mampu goreskan namamu abadi dihati
Meski terjebak ikat pertemanan yang tak pasti

 

Hmmm…
Hari pun terus berganti, dan beribu mentari berkali menyinari
Apakah air langit masih jatuh membasahi bumi?
Apakah lara masih menjadi teman akrabmu sendiri?
Aku harap tidak lagi setelah aku pergi nanti
Aku harap temanmu bukanlah lagi sunyi dan kopi

Aku pernah atau akan selalu menjadi Senjamu, sebelum kau kembali lagi pada gelapmu
Menjadi bait puisi, dan lirik lagu untukmu, bahkan Bintang untuk malammu
Ceritakan saja semua hal pelik yang kau rasa, dan jangan sampai tersisa
Karena jika ku harus tau tentang ombakmu, aku harus tahu tentang derasnya jua

Menyayangimu dengan kata-kata, itu cukup membuat sajak cintaku tenang
Bangkitkan jiwa puitisku yang telah lama mati kembali terbang
Semua rangkaian kata dalam karya sastra, menjadikan sayapku membawamu melayang
Tak ingin rasanya hempaskan dirimu ke bumi tuk menghilang

Namun, meskipun hanya sejenak sebelum datang gelap
Bak Senja bersayap mendarat hanya sekejap
Aku berdoa semoga sosok sempurna itu segera datang menjemputmu
Meski itu bukan aku, karena bahagiamu juga bahagiaku selalu

Bukan memaksamu tuk bahagia, tapi memang kau pantas mendapatkan
Masalah aku yang membuatmu bahagia atau bukan, itu bukan urusan

Ya, kau memang pantas mendapatkan yang terbaik
Atau jika tidak, maka ijinkan aku memberikanmu yang terbaik
Hingga datang waktunya tiba, si terbaik yang lebih berhak membawamu pergi
Atau mungkin ada misteri untuk kita saling memiliki dari Sang Illahi?

 

Jakarta, 27-10-2022
Ebytaris

This Post Has 0 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top
Search